Kadang kita sering sekali kehilangan
file-file yang mana file tersebut merupakan hal yang penting, baik bagi
kita, perusahaan maupun untuk orang lain. Hal ini bisa saja terjadi
mungkin dikarenakan kelalaian kita sendiri, oleh teman atau kerabat kita
yang tidak sengaja menghilangkan file tersebut, atau bisa jadi karena
faktor teknis lainnya. Nah bila kita sudah mengerti dengan hal yang
mungkin bisa membuat kita “Galau” tidak ada salahnya kita was-was diri
sebelum terjadi ibarat kata pepatah “ sedia payung sebelum hujan “. Kali
ini saya coba sharing dari pengalamanya yang telah saya rasakan maupun
dari keluhan teman teman yang kehilangan file pentingnya. Semoga hal ini
tidak terulang dan dapat terantisipasi.
Untuk melindungi dokumen kita agar tidak
hilang, ada beberapa tips atau langkah yang perlu di ikuti yang tidak
memerlukan hal-hal tekhnis untuk mengerjakannya dan tiadak memerlukan
orang yang ahli di bidangnya tapi cukup kita sendiripun bisa
melakukannya, yaitu cukup dengan mengubah kebiasaan kita dalam
penyimpanan file di dalam komputer.
Setiap komputer yang sudah yang di instal biasanya sudah ada tempat
penyimpanan namanya “my komputer” Idealnya, folder ini berada di dalam
satu drive dengan sistem operasi, dan menurut saya ini bukan sesuatu
tempat yang aman untuk penyimpanan. Kenapa nggak aman? Karena ketika
sistem operasi terganggu, bisa jadi dokumen-dokumen yang ada di folder
itu juga turut terganggu, bahkan tidak bisa diakses sama sekali. Kalau
dokumen sudah tidak bisa diakses kembali, pasti akan membuat kita panik,
apalagi file tersebut penting, pastinya akan membuat anda “galau”.
Simak tips-tips dibawah ini, semoga bermanfaat untuk anda!.
Jangan Membiasakan Dan Selalu Menyimpan Data Di Drive Sistem Operasi !
Masalah ini sudah disinggung sedikit di
awal tadi. Di mana posisi sistem operasi? Biasanya di C maupun D, kalau
komputer punya dua sistem operasi. Pokoknya, mau di mana pun sistem
operasi, jangan simpan data di situ.
Ada saja masalah yang bisa menyerang
sistem operasi, seperti virus dan file yang korup. solusi yang tepat
untuk menyelesaikan masalah itu adalah dengan menginstal ulang sistem
operasi.
Jadi kalau punya dua hard disk, simpan
data di hard disk yang berbeda dengan hard disk yang berisi sistem
operasi. Kalau cuma punya satu hard disk, buatlah sebuah partisi khusus
untuk menyimpan data.
Kalau masih merasa takut di hard disk
biasa, belilah hard disk eksternal. Nah, pada beberapa hard disk
eksternal, ada fitur untuk back-up data. Fitur itu berupa peranti lunak
yang secara otomatis akan melakukan back-up terhadap data yang sudah
ditentukan dan pada lokasi yang sudah ditentukan pula.
Biasakan Memiliki Jadwal Back-Up File
Penentuan lokasi penyimpanan yang
berbeda dengan sistem operasi baru satu tips. Tapi ingat, hard disk pun
bisa rusak. Makanya, selain disimpan di hard disk, simpan data di tempat
lain, misalnya di keeping DVD. Tapi, keping DVD bisa tergores, jadi
isinya tidak bisa dibaca.
Kalau satu back-up kurang, buat
beberapa. Kalau keping-keping DVD dirasa tidak cukup, cari saja situs
web penyimpanan online. Banyak situs web yang melayani penyimpanan data
online, mulai dari yang gratis sampai yang mahal.
Salah satu situs web yang punya layanan penyimpanan gratis adalah IDrive ( www.idrive.com ). Situs web ini menyediakan ruang sebesar 5GB. IDrive juga menyediakan peranti lunak untuk mempermudah transfer file.
Hati-Hati Menyalin File Yang Baru
Punya file yang mau disalin, misalnya
dari USB flash disk (UFD) ke hard disk? Cobalah untuk berhati-hati!
Bukan cuma virus yang perlu diperhatikan tapi juga nama file.
Jangan sampai, file yang disalin dari
UFD, juga media lain, “menimpa” file yang sudah ada di hard disk. Lain
halnya kalau itu memang sudah disengaja. Tapi, kalau tidak disengaja,
bisa menyebabkan file lain hilang.
Misalnya, ada file “surat perjanjian
jual beli saham.doc” yang berisi tentang perjanjian saham yang kita
jual, disalin dari UFD ke folder D Dokumen di hard disk. Padahal, di
tempat itu sudah ada file bernama yang sama tapi isinya rencana
pembelian sayur. nah, kalau saja file dari UFD menimpa file di hard
disk, berarti hilanglah rencana untuk menjadi kaya mendadak.
Pindahkan “My Documents”
Folder “My Documents” semestinya dipakai
untuk menyimpan dokumen. Tapi, malah ada tips agar tidak menyimpan
dokumen di situ. Pasalnya, folder itu terletak pada drive yang sama
dengan drive sistem operasi. Risikonya tinggi menyimpan file di drive
sistem operasi. Ketika sistem operasi bermasalah dan harus diinstal
ulang, file bisa hilang.
Salah satu solusi adalah dengan
menyimpan file di drive lain. Sayang bila tidak digunakan “My
Documents”nya? Yah, begitulah. Tapi, sebetulnya kita bisa merujuk folder
lain sebagai folder “My Documents”. Nanti, posisi folder itu tetap sama
di Windows Explorer. Tapi sebetulnya, folder itu berada didrive yang
lain.
Nah Berikut langkah – langkahnya untuk melakukan langkah di atas, semoga semua bisa berhasil!
Langkah 1
Buka Windows Explorer.Langkah 2
Klik kanan pada [My Documents] terus klik [Properties].Langkah 3
Kemudian akan tampil jendela seperti dibawah. Selanjutnya Klik [Move…] atau [include a folder....].
Ketika muncul jendela untuk melakukan browse, cari folder yang berisi dokumen-dokumen.
Klik [OK] kemudian tutup jendela Properties dan Selesai.
Demikianlah tips kali ini dari saya, semoga teman teman semua bisa memanfatkan apa yang telah saya sharing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar